Memanggungkan Indonesia

Kamis, 18 September 2014

Ancaman Perkembangan ISIS di Indonesia Sangat Serius

By on 23.41


Iraq-ISIS-map
Daerah Yang Dikuasai ISIS di Irak dan Suriah (sumber: theguardian.com)
Presiden SBY pada hari Senin (4/8/2014) menggelar rapat terbatas yang membahas ajakan milisi  ISIS terhadap umat Islam bergabung dengan mereka. ISIS diketahui mulai berkembang di Indonesia.  Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat membuka rapat kabinet terbatas, meminta masyarakat tidak terpengaruh dengan gerakan radikal yang diserukan oleh kelompok ISIS.
Pemerintah Indonesia, kementerian agama dan kementerian komunikasi dan informasi. kementerian luar negeri, menyatakan larangan berkembangnya paham Islamic State of Iraq and Syria/ISIS atau Negara Islam Irak dan Suriah di Indonesia. Pemerintah akan melakukan beberapa tindakan pencegahan berdirinya perwakilan ISIS di Indonesia, melibatkan unsur kementerian,  Kepolisian, Badan Intelijen Negara. Selain itu Kementrian hukum dan HAM, serta Badan Nasional Penanggulangan Terorisme/BNPT, akan difungsikan sebagai clearing house bagi warga Negara Indonesia yang akan bepergian ke Timur Tengah atau Asia Selatan.
Masalah ISIS mulai merebak dan diberitakan gencar oleh media setelah beredarnya video berisi ajakan dari beberapa orang Indonesia untuk bergabung dengan ISIS melalui situs Youtube. Dalam video berdurasi 8 menit berjudul 'Join the Ranks' itu, seseorang yang menyebut dirinya Abu Muhammad al-Indonesi meminta warga Indonesia untuk mendukung perjuangan ISIS dengan menjadi khilafah dunia. Video berdurasi delapan menit yang diunggah oleh akun di  YouTube pada 22 Juli 2014 bernama Jihadology  itu berisikan ajakan jihad, dimana seorang pria WNI yang menyebut dirinya Abu Muhammad al-Indonesia mengajak warga Muslim Indonesia untuk bergabung dalam ISIS.
Karena itu mari kita bahas tentang ISIS ini, yang menurut penulis agak terlambat ditangani, sudah berkembang agak jauh, yang menurut Kepala BNPT sudah mulai menyentuh kelompok radikal (teror) yang sudah ada.
ISIS  dan Abu Bakr al-Baghdadi
ISIS (Islamic State of Iraq and Suriah) yang dalam bahasa Indonesia adalah Negara Islam di Irak dan Suriah  adalah kelompok jihad yang aktif di Irak dan Suriah. ISIS dibentuk pada April 2013 dan pertama tumbuh dikenal  sebagai organisasi sempalan dari Al-Qaeda di Irak (AQI). ISIS tidak disukai  oleh Al-Qaeda, tetapi kini telah tumbuh menjadi salah satu kelompok jihad utama yang memerangi pasukan pemerintah di Suriah dan Irak. Huruf "S" dalam akronim ISIS berasal dari kata Arab "al-Sham". Hal ini dapat berarti Levant, Suriah atau bahkan Damaskus. Dalam konteks jihad global mengacu pada Levant.
Fairfax Media, bersama sejumlah kantor berita, termasuk Associated Press, dan pemerintah AS, menyebutnya sebagai ISIL, singkatan dari Islamic State in Iraq and the Levant. Namun di banyak media lain, termasuk New York Times, terjemahan untuk nama kelompok itu adalah Negara Islam di Irak dan Suriah atau ISIS yang merupakan singkatan dari Islamic State in Iraq and Syria.
Dalam bahasa Arab, kelompok itu bernama Al-Dawla al-Islamiya fi al-Iraq wa al-Sham. Jika diterjermahkan, tiga bagian pertama nama ini cukup sederhana yaitu "Negara Islam di Irak dan ..." Kesulitan terjadi pada kata terakhir Al-Sham merupakan istilah bahasa Arab klasik untuk Damaskus dan wilayah daratan sekitarnya, dan dari waktu ke waktu, nama itu merujuk ke daerah antara Laut Tengah dan Sungai Efrat, di selatan Pegunungan Taurus dan di utara gurun Arab. Sama halnya di Mesir, "Masr" dapat merujuk baik ke Kairo atau ke seluruh negeri. Jika digunakan dalam arti itu, al-Sham tidak hanya mencakup Suriah tetapi juga Israel, Yordania, Lebanon dan wilayah Palestina, dan bahkan bagian tenggara Turki.
Setelah invasi AS terhadap Irak pada tahun 2003, Baghdadi dan beberapa rekannya mendirikan Jamaat Jaysh Ahl al-Sunnah wal Jamaah (JJASJ), Angkatan Bersenjata Kelompok Warga Sunni, yang beroperasi dari Samarra, Diyala, dan Baghdad. Mengikuti jejak Al-Qaeda di Tanah Dua Sungai, dia mengubah nama menjadi Majlis Shura al-Mujahidin (Dewan Syura Mujahidin) pada awal 2006, pimpinan JJASJ menyatakan dukungannya dan penggabungan diri.
Tetapi tidak lama, di tahun itu juga kemudian organisasi tersebut mengumumkan perubahan namanya di akhir 2006, menjadi Negara Islam Irak (ISI). Abu Bakr al-Baghdadi menjadi pengurus umum dewan hukum provinsi di dalam 'negara' baru di samping menjadi anggota dewan penasihat senior ISI. Ketika pimpinan ISI, Abu Umar al-Baghdadi meninggal pada April 2010, Abu Bakr al-Baghdadi menggantikannya.
Pada tahun 2010 ia muncul sebagai pemimpin Al-Qaeda di Irak, salah satu kelompok yang kemudian menjadi ISIS. Baghdadi dianggap sebagai komandan medan perang dan taktik yang pandai, dimana para  analis intelijen mengatakan dia mampu  membuat ISIS lebih menarik para jihadis muda dari al-Qaeda, yang dipimpin oleh Ayman al-Zawahiri  seorang teolog Islam. Prof Peter Neumann dari King College London memperkirakan bahwa sekitar 80 persen para pejuang Barat di Suriah telah bergabung dengan grup  ISIS. Baghdadi mengklaim memiliki pejuang dari Inggris, Prancis, Jerman dan negara-negara Eropa lainnya,  Amerika Serikat, dunia Arab dan Kaukasus.
Baghdadi ini diketahui berasal dari suku al-Bu Badri, yang sebagian besar berada di Samarra dan Diyala, Baghdad Utara dan Timur, dimana secara historis penduduknya dikenal sebagai keturunan Nabi Muhammad. Turki al-Binali ahli sejarah dari Bahrain mengatakan bahwa Baghdadi  adalah keturunan dari Nabi Muhammad, yang dipercaya salah satu persyaratan kunci dalam sejarah Islam bagi seseorang  untuk dapat  menjadi khalifah atau pemimpin semua warga Muslim.
Abu Bakr al-Baghdadi menerima gelar doktor dari Universitas Islam Baghdad, yang memusatkan kajian pada bidang kebudayaan, sejarah, hukum dan jurisprudensi Islam. Dia sempat berkhotbah di Masjid Imam Ahmad ibn Hanbal di Samarra. Baghdadi  memang tidak memiliki gelar dari lembaga keagamaan Sunni, seperti Universitas al-Azhar di Kairo atau Universitas Islami Madinah di Arab Saudi. Dia lebih memiliki pengalaman pendidikan Islam tradisional dibandingkan pemimpin al-Qaeda, Osama Bin Laden (Alm)  dan Ayman al-Zawahiri, yang keduanya adalah orang biasa (insinyur dan dokter). Karena itulah Abu Bakr al-Baghdadi kini lebih menerima penghargaan dan legitimasi yang lebih tinggi di antara pendukungnya dibandingkan legitimasi tokoh-tokoh Al-Qaeda itu.
Tujuan asli ISIS adalah untuk membangun kekhalifahan di daerah yang mayoritasnya kelompok Islam Sunni di Irak. Setelah melibatkan diri  dalam perang saudara di  Suriah, aspirasinya  diperluas untuk mencakup mengendalikan daerah yang berpenduduk mayoritas Islam Sunni di Suriah. Kekhalifahan ISIS diproklamasikan pada tanggal 29 Juni 2014, oleh Abu Bakr al-Baghdadi yang sekarang dikenal sebagai Amir al-Mu'minin Khalifah Ibrahim yang disebut pengikut ISIS sebagai khalifah, kemudian  kelompok ini berganti nama menjadi  Negara Islam.
Gerilyawan ISIS  ini diketahui terus beroperasi secara independen , terpisah dari kelompok jihad di Suriah seperti Front al-Nusra (Jabhat al-Nusra) yang berafiliasi kepada Al-Qaeda. Pada awalnya Baghdadi berusaha untuk bergabung dengan al-Nusra di Suriah, tetapi di tolak. Sementara pimpinan tertinggi Al-Qaeda, Ayman al-Zawahiri mendesak ISIS untuk fokus hanya beroperasi di Irak dan meninggalkan Suriah serta menyerahkan daerah operasinya kepada Front al-Nusra. Tetapi Baghdadi dan pasukannya secara terbuka dengan berani  menentang kemauan pimpinan Al-Qaeda itu.
Dalam perkembangannya ISIS diketahui telah mencapai keberhasilan militer yang cukup besar baik di Suriah maupun Irak. Pada Maret 2013, ISIS berhasil  mengambil alih kota Raqqa,  ibukota provinsi pertama Suriah yang jatuh di bawah kendali pemberontak. Pada bulan Januari 2014, ISIS memanfaatkan ketegangan antara minoritas Sunni Irak dan pemerintah Syiah  dan kemudian  mengambil alih kota Sunni Fallujah, di provinsi Barat Anbar. ISIS  juga berhasil menguasai sebagian besar kota Ramadi, yang juga  ibukota provinsi. Selain itu ISIS juga telah hadir di sejumlah kota di dekat perbatasan antara Turki dan Suriah.
Kelompok ini telah mendapatkan reputasi dengan aturannya yang kejam dan  brutal di daerah yang dikuasainya. Baghdadi dan pemimpin ISIS lainnya menyadari bahwa monopoli atas energi dan peningkatan kekuatan militer akan memudahkan suatu upaya dalam penghimpunan kekuatan. Para analis mengatakan tidak bisa diramalkan secara tepat nasib nasib Negara Islam versi ISIS di masa mendatang, tetapi Baghdadi jelas mampu membuat organisasinya menjadi lebih dikenal dan mulai melebarkan sayap keseluruh dunia.
Prestasi ISIS yang mampu merebut kota Mosul pada bulan Juni 2014 telah mengejutkan dunia. Pada  Senin 9 Juni 2014 malam hingga Selasa 10 Juni waktu setempat, kelompok bersenjata ISIS menyerang  kantor pemerintah di Mosul dengan menggunakan roket, granat, sniper, dan senjata api. Para gerilyawan tersebut juga menghancurkan sejumlah kantor polisi, kemudian menggempur markas militer dan bandara di Mosul. Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Irak mengumumkan, para pejabat, polisi, dan militer Irak telah melarikan diri dari Mosul setelah penyerangan. Kemendagri Irak menyatakan,"Kota Mosul kini di luar kendali pemerintah, dan dipegang oleh para militan."  ( BBC, Selasa, 10/6/2014).
Pemerintah AS mengatakan jatuhnya kota kedua terbesar itu ketangan ISIS akan menjadi ancaman bagi seluruh wilayah. Setelah menguasai Mosul, kini ISIS menjadi kelompok militan terkaya di dunia, mereka mendapatkan hasil signifikan dari ladang minyak. Selain itu ISIS telah menjarah Bank Sentral Irak di Mosul, hingga kekayaannya menjadi  sekitar US$2miliar. Selain itu juga mereka memperoleh penghasilan dari menjual minyak baik dari ladang di Irak maupun di Suriah. Awalnya, ISIS hanya mengandalkan sumbangan dari orang-orang kaya di Teluk Arab, terutama Kuwait dan Arab Saudi (Sunni) , yang mendukung perang melawan Presiden Bashar al-Assad (Syiah).
Pedoman Syareat dari  ISIS di Irak dan Suriah
Setelah Negara Islam memproklamirkan diri dan  merebut kota-kota di Irak, ISIS mengeluarkan panduan tentang cara untuk memakai pakaian dan kerudung. ISIS memperingatkan perempuan di kota Mosul agar memakai jilbab seluruh wajah atau mereka akan menghadapi hukuman berat. Seorang ulama mengatakan kepada Reuters di Mosul bahwa pria-pria ISIS yang  bersenjata telah memerintahkan dia untuk membacakan peringatan dalam masjid ketika jamaah berkumpul.
Bagi pemeluk agama Kristen yang tinggal di daerah yang dikuasai ISIS yang ingin tetap berada di wilayah "kekhalifahan" menghadapi tiga pilihan, masuk Islam, membayar jizyah (jizya) yaitu pajak perkapita, atau menghadapi kematian. "Kami menawarkan mereka tiga pilihan: Islam, kontrak dzimmi (ahlul dzimmah) yang  melibatkan pembayaran jizyah, jika mereka menolak ini mereka tidak akan memiliki apa-apa kecuali pedang", kata mereka. ISIS telah menetapkan aturan serupa bagi pemeluk Kristen di Raqqa, Suriah, setelah salah satu kota yang paling liberal itu mereka kuasai.
Edward Snowden; ISIS bentukan Israel, AS dan Inggris
Mantan pegawai badan intelijen CIA dan NSA Amerika Serikat, Edward Snowden mengungkapkan bahwa Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) adalah organisasi bentukan intelijen tiga negara, yakni Inggris (M-16) , Amerika Serikat (CIA)  dan Israel (Mossad). Situs globalresearch.ca, organisasi riset media independen di Kanada, Jumat (1/8/2014), menyebutkan Snowden menyatakan, badan intelijen dari tiga negara tersebut membentuk sebuah organisasi teroris guna menarik semua ekstremis di di satu titik sehingga mudah dijadikan target. Strategi itu disebut dengan nama  “the hornet’s nest"(sarang lebah).
Menurut dokumen NSA yang dirilis Snowden, strategi sarang lebah diciptakan untuk melindungi kepentingan zionis dengan memperpanjang kondisi ketidakstabilan di kawsan Timur Tengah, khususnya di negara-negara Arab. Berdasarkan dokumen tersebut, satu-satunya cara melindungi kepentingan Yahudi adalah dengan menciptakan musuh di perbatasan dengan menggunakan slogan-slogan Islam. Dokumen yang dirilis Snowden juga menyebut bahwa pemimpin ISIS, Abu Bakar Al-Baghdadi, mendapatkan pelatihan militer setahun penuh dari Mossad, Israel. Al-Baghdadi juga mendapatkan kursus teologi dan retorika dari lembaga intelijen zionis itu. (Penulis akan membuat artikel tersendiri informasi ini)
Perkembangan ISIS di Indonesia
Menurut informasi  Liputan Islam, ba'iat kepada ISIS ditunjukkan pertama kalinya pada bulan Februari 2014, yang merupakan imbas dari jatuhnya kota Fallujah di Irak ke tangan ISIS. Kemudian  ISIS mengumumkan Islamic Emirat (kepemimpinan Islam) pada bulan Januari 2014.  Seperti dilansir Shotussalam, bertempat di Jakarta, ratusan orang yang tergabung dalam Forum Aktifis Syariat Islam (FAKSI) menggelar multaqod da’awi mendukung Daulah Islamiyyah di Iraq dan Syam (ISIS) di masjid Fathullah Universitas Negeri Jakarta (UIN) pada Sabtu malam (08/02/14). Dengan semangat dan penuh euforia kemenangan mereka hadir dari ibu kota Jakarta dan sekitarnya untuk membacakan deklarasi dukungan kepada ISIS dan siap berbai’at kepada Amirul Mukminin ISIS, Syaikh Abu Bakar al-Baghadadi.
Sebulan kemudian, secara terbuka kelompok ini melakukan deklarasi baiat di Bundaran HI, Jakarta. Dalam acara yang bertajuk “Tabligh Akbar Menyongsong Kehadiran Khilafah ‘Ala Minhajin Nubuwwah;  Support & Solidarity for ISIS”, kelompok ini melakukan baiat (janji setia) kepada Al-Baghdadi dan mendukung sepenuhnya “Sang Khalifah.”
Abu Bakar Ba’asyir, mantan pemimpin JI yang mendirikan JAT, pada 14 Juli 2014 menyatakan dukungannya terhadap ISIS dihadapan para petinggi JAT dan keluarganya pekan lalu di Lembaga Permasyarakatan Nusa Kambangan, Jawa Tengah. Seperti yang diketahui bersama, Ba’asyir tengah mendekam di penjara untuk menjalani hukuman 15 tahun penjara atas keterlibatannya dalam gerakan terorisme. Kemudian Ba'asyir melakukan baiat di LP Nusakambangan kepada Abu Bakr al-Baghdadi.
Kehadiran Bendera ISIS di CFD Solo dan Aksi Peduli Palestina.  Menjelang bulan puasa ,pada tanggal 15 Juni 2014, Car Free Day Solo digegerkan dengan kehadiran kelompok sekelompok orang dengan atribut bendera hitam ala ISIS, yang menganggu jalannya sebuah pentas musik, bertindak anarkis kepada pengunjung dan menimbulkan keresahan warga. Mereka membubarkan acara, memukul, dan meludahi. Dari penuturan saksi mata yang berada di tempat tersebut, kelompok ini juga sempat mengadakan semacam acara baris-berbaris di sudut jalan.
Pada pertengahan Juli 2014, Lebih dari seribuan orang berkerumun di sebuah masjid di Solo Baru (Kabupaten Sukoharjo) untuk menghadiri majelis doa yang diselenggarakan Forum Daulah Islam. Setelah berdoa, para hadirin langsung menyatakan dukungan publiknya untuk ISIS, serta mengaku siap pergi ke Irak dan Suriah. Afif Abdul Majid, yang menyelenggarakan pertemuan itu, menjelaskan bahwa “tidak semua yang hadir setuju untuk ‘dibaiat’, namun setidaknya separuhnya meminta untuk ‘dibaiat’ untuk mendukung misi tersebut.” Ia menambahkan bahwa dalam beberapa minggu mendatang, “baiat” semacam itu juga akan digelar di Malang (Jawa Timur).
Pada hari Sabtu, 19 Juli 2014, telah digelar acara sosialisasi Daulah Khilafah Islamiyah ala  ISIS ini bertempat di Makassar. Acara tersebut dilangsungkan di Masjid Ridho Jalan Pajjaiyang Daya Makasar. Hadir sebagai pembicara adalah Ustadz Muh Basri Lc, dan bersama peserta, ia melakukan baiat kepada pemimpin ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi.
Pada hari Minggu, tanggal 20 Juli 2014 di Masjid Ibnu Sina, Jalan Veteran (Barat Matos), Malang, mulai pukul 14.00 WIB hingga Maghrib (buka puasa bersama) dilakukan sosialisasi untuk mendukung tegaknya khilafah Daulah Islam Irak dan Suriah atau ISIS. Acara  diselenggarakan oleh Ansharul Khilafah Jatim.
Pendapat Tokoh dan Pejabat Indonesia
Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah. Syafi'i Maarif, meminta pemerintah mewaspadai munculnya kelompok yang menamakan dirinya  Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Tanah Air. "Amati dengan seksama, jika terbukti memang ada, harus dipangkas pada kuncupnya sebelum berkembang," kata Syafi'i kepada Tempo melalui pesan singkat, Kamis, 31 Juli 2014. Syafi'i juga meminta masyarakat agar tak tertipu dengan ajakan bergabung dengan kelompok tersebut. Sebab, menurut dia, ISIS merupakan kelompok sesat. "Pakailah akal sehat dan pandangan yang jernih agar tak tertipu oleh kelompok yang merasa benar di jalan yang sesat ini," ujarnya.
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).  Ketua Frkasi PKB DPR Marwan Ja'far mendesak pemerintah bertindak tegas atas kehadiran gerakan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Dia mengatakan tidak boleh ada ruang sedemikian bebas terhadap ISIS di Indonesia. "Gerakan ini provokatif dan berbau SARA," katanya, Kamis, 31 Agustus 2014. Dia mendesak petugas keamanan segera membubarkan gerakan ISIS di Indonesia.
Mantan Ketua Umum PBNU. Hasyim Muzadi mengatakan video yang mengajak warga Indonesia bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) itu bisa mengancam kedaulatan negara.  "Ini gerakan ekstrim yang tidak menghormati kedaulatan negara," katanya, Kamis, 31 Juli 2014. Umat muslim supaya mewaspadai kampanye yang mengajak bergabung dengan ISIS, soalnya bukanlah aliran agama yang berisi ajaran teologi dan ritual keagamaan, tapi gerakan politik yang bisa mengancam kedaulatan dan konstitusi.
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme. Kepala BNPT  Ansyaad Mbai mengatakan, warga negara Indonesia yang memberikan dukungan terhadap kelompok bersenjata yang tergabung dalam ISIS terancam hukuman. Menurutnya,  kelompok radikal dan terorisme, termasuk ISIS tetap menjadi ancaman serius di Indonesia. "Kelompok radikal di Indonesia sangat potensial direkrut oleh jaringan NIIS," tegasnya.
Kepala BNPT Ansyaad Mbai mengatakan, Abu Bakar Ba’asyir, pemimpin spiritual jaringan teroris di Indonesia, beberapa waktu yang  lalu mengungkapkan dukungannya untuk Daulah Islam Irak dan Suriah (ISIS). “Kami telah berhasil mencegah pengikut Ba’asyir yang hendak meninggalkan tanah air untuk bergabung dengan kelompok ISIS. Dengan menginterogasi mereka, kami menemukan keterlibatan antara pendukung Ba’asyir dengan ISIS.
BNPT memperkirakan 30-an WNI dari sejumlah daerah telah masuk ke Suriah atau Irak dan bergabung dengan kelompok serta mendukung ISIS. Mereka di antaranya dari Jakarta, Nusa Tenggara Barat, dan Jawa Timur. “Semua kelompok yang berasal dari JI (Jamaah Islamiyah), Jamaah Ansharut Tauhid (JAT), Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) dan Negara Islam Indonesia (NII) adalah simpatisan ISIS karena mereka memiliki ambisi yang sama,” tegas Ansyaad.
Kepolisian Negara RI. Kapolri Jenderal (Pol) Sutarman mengatakan, aparat Polri terus memonitor kelompok garis keras di Indonesia yang memiliki jaringan dengan ISIS. Sutarman memperkirakan, ada sekitar puluhan orang Indonesia yang masuk ke Suriah dan bergabung dengan kelompok NIIS. "Mereka masuk ke sana bisa dari negara-negara Timur Tengah, seperti Yaman, Afghanistan, Sudan, termasuk negara tetangga kita," katanya.
"Dengan adanya pernyataan dukungan (terhadap ISIS) ini menjadi informasi bagi masyarakat seluruh Indonesia, jangan sampai perjuangan agama dengan paham mereka ini merubah suatu negara kesatuan," katanya. "Paham mereka ini tentu menjadi ancaman sehingga negara tidak boleh kalah oleh kelompok-kelompok yang mengatasnamakan atau berjuang menurut paham mereka sendiri," lanjut Sutarman.
Kapolri pun menyebutkan bahwa pihaknya telah melakukan pengawasan sejak lama, khususnya sejak banyak warga Indonesia pergi ke Suriah."Lebih kurang ada 56 orang yang berada di sana, dan ada tiga orang yang meninggal di sana,"
Kementerian Agama. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta umat Islam di Indonesia tidak terpengaruh ajakan kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) atau Negara Islam di Irak dan Suriah. Menurut Lukman, ISIS adalah kelompok radikal yang menggunakan kekerasan untuk memperjuangkan sesuatu yang diyakini.  "Di era globalisasi ini, kita harus mampu memperkuat diri sendiri guna menangkal anasir yang bisa mengusik keutuhan kita sebagai sesama umat beragama, berbangsa, dan bernegara," katanya.
Analisis
Masalah ISIS yang kini menyatakan sebagai Islam State (Negara Islam) merupakan sebuah gelombang yang bergerak cepat keseluruh  dunia,  banyak mempengaruhi warga muslim di negara-negara dimana penduduknya banyak yang beragama Islam. Faham Negara Islam menurut versi Abu Bakr al-Baghdadi ini kini disadari ataupun tidak, telah meracuni alam pikir warga Indonesia untuk mendukungnya.
ISIS pada awalnya menarik perhatian karena keberhasilannya dalam operasi militer, mampu melawan penguasa di Irak dan Suriah. Selain itu ketegasan dan kekejaman ISIS telah membuat kelompok pemberontak lainnya di Irak dan Suriah menjadi agak gentar. Pada masa lalu ISIS hanya mampu membuat bom mobil besar yang merusak, lemah dalam pertempuran infenteri. Tetapi kini para penempur ISIS telah memperbaiki kekurangannya dalam pertempuran infenteri.
Setelah mereka menguasai Mosul, banyak peralatan tempur militer Irak yang mereka kuasai, seperti rudal Stinger, meriam  anti pesawat terbang, rudal SAM dan bahkan ada pesawat tempur heli Black Hawk. Walaupun mereka belum menguasainya secara penuh.
Upaya perembesan faham ISIS ke Indonesia diketahui sejak bulan Februari 2014, tetapi meledaknya pengaruh ide pembentukan negara Islam ini merebak diberitakan media setelah penayangan video"joint the rank" di Youtube pada tanggal  22 Juli 2014. Jadi sebenarnya gerakan ISIS sudah berjalan selama lebih kurang lima bulan, dan ditandai dengan berangkatnya mereka yang menyebut dirinya jihadis ke Suriah dan Irak, jumlah pastinya belum diketahui pasti karena banyak yang pergi ke Suriah melalui negara ketiga. Menurut BNPT sponsor mereka adalah tokoh dan simpatisan teroris di Indonesia.
Nampaknya para pejabat pemerintah kurang menyadari bahaya dari pengaruh ISIS yang kini menamakan dirinya sebagai Negara Islam dalam membentuk kekhalifahan di Irak dan Suriah sejak  29 Juni 2014 dengan khalifah Abu Bakr al-Baghdadi yang kini diakui sebagai Amir al-Mu'minin Khalifah Ibrahim. Baghdadi mencoba melebarkan sayapnya ke negara-negara lain. Indonesia jelas menjadi negara sebagai target utamanya, mengingat negara dengan penduduk mayoritas muslim dan  telah adanya kelompok radikal yang berafiliasi ke teroris.
Dengan beberapa fakta serta informasi intelijen yang penulis sampaikan diatas, apakah kita masih ragu akan bahaya pengaruh ide Baghdadi dalam  membentuk sebuah negara Islam? Pada sebagian penduduk Indonesia  akan mudah dipengaruhi dengan penerapan syareat Islam, apapun bentuknya. Itulah impian banyak kaum muslimin disini  yang pandangannya sempit dan radikal. Apapun yang dilakukan Baghdadi mereka nilai hanyalah dinamika perjalanan dalam membentuk negara Islam, korban yang jatuh hanya sebagai ongkos perjuangan. Karena itu ketidak pedulian akan tindakan kekerasan, bahkan kekejaman seperti eksekusi ditembak kepala serta penggal kepala menjadi propaganda mereka.
Kita mempunyai pengalaman pahit pada saat pemberontakan PKI tahun 1965, dimana korban jatuh diperkirakan mencapai satu juta (?). Faham komunis yang bertentangan dengan agama saja mampu melakukan beberapa kali pemberontakan. Kini pertanyaannya apakah ide mendirikan negara Islam dengan khalifah dari Irak tidak laku dijual? Ternyata laku juga, dimana dari fakta pemba'iatan yang dilakukan, itulah sumpah setia kepada Baghdadi yang mereka  juga tidak  tahu siapa orangnya. Jadi ide negara Islam itu adalah upaya makar, untuk menguasai Indonesia, seperti yang dikatakan Presiden SBY anti Pancasila dan UUD 1945. Ini bukan masalah agama Islam, tetapi Baghdadi menggunakan Islam sebagai daya tariknya.
Faham Baghdadi menggelontornya mirip dengan faham fundamentalisme Islam yang pada awalnya ditulis olef Sayid bin Khutub, merangsang umat muslim terutama yang kurang faham. Oleh karena itu kini tugas kita bersama harus menjaga keberlangsungan negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Ide Baghdadi tentang Al-Dawla al-Islamiya sesuai versinya jelas harus segera dipangkas di Indonesia, karena jelas  berbahaya. Ada yang berpendapat bahwa informasi dari sudut pandang intelijen terlalu diseram-seramkan. Demikianlah  adanya, karena yang perlu disadari intelijen melihat masalah dari the worst condition. Negara pasti akan kebakaran jenggot apabila ide Negara Islam Baghdadi telah membesar di Indonesia. Ingat mereka memiliki dana rampokan yang sangat besar, dan bukan tidak mungkin apabila sel-sel ISIS di Indonesia  akan mereka biayai.
Selain itu juga apabila para warga Indonesia yang saat ini berada di Suriah dan Irak,  bila nanti kembali, mereka bisa menjadi pemimpin teror, melatih dan membangun jaringan. Bom Bali (1) adalah pengalaman pahit, dimana biayanya didapat dari dukungan Al-Qaeda dan pelakunya adalah alumnus pelatihan di Afghanistan. Memang ada informasi dari beberapa yang baru kembali dari Irak, mereka kecewa setelah melihat ISIS melakukan tindakan yang diluar ketentuan Islam dan justru banyak dimusuhi kelompok pemberontak lainnya.
Dipandang perlu pendalaman informasi yang disampaikan oleh Snowden karena nilainya sangat penting. Informasi sangat berharga karena dia mantan agen NSA dan CIA, hingga informasi intelijennya bernilai cukup tinggi. Apabila memang betul ISIS bentukan badan intelijen Israel, AS dan Inggris, berarti kelompok Islam di Indonesia yang pro ISIS tanpa mereka ketahui adalah pendukung Israel. Sementara banyak masyarakat Indonesia selama ini mendukung Palestina. Inilah bukti sebuah permainan intelijen, yang apabila tidak difahami oleh orang awam akan menyesatkan. Inilah kelebihan dan bahaya sebuah operasi intelijen.
ISIS tujuannya akan merubah Indonesia menjadi negara Islam dengan versi Baghdadi, karena itu mari kita awasi dan tolak bersama, kita tidak ingin kekejaman versi Baghdadi akan diterapkan di Indonesia. Jelas mengerikan dan menakutkan, hukum potong kepala dan tembak kepala merupakan hukum syareat mereka. Kejam dan diseram-seramkankah informasi ini?  Inilah kenyataannya, apabila pemerintah  lengah. Suriah dan Irak telah menjadi korban karena konflik sektarian dan keterlibatan negara besar disana, pada akhirnya rakyat juga yang menjadi korban. Semoga Allah menjauhkan kita dari kejadian serupa, Aamiin.
Penulis : Marsda TNI (Pur) Prayitno Ramelan, Pengamat Intelijen, www.ramalanintelijen.net

0 komentar:

Posting Komentar